Desa Penglipuran di Bali (www.pegipegi.com) |
Dari sekian banyak destinasi wisata Bali yang menawarkan kebudayaan dan adat Bali, Saya tertarik untuk mengulas sebuah desa wisata anti polusi di Bali yaitu Desa Penglipuran.
Saya memang bukan orang Bali dan baru sekali menginjakkan kali di Bali, itu juga waktu Saya baru berumur 5 tahun. Internet dan beberapa kali interaksi dengan saudara ayah disana ternyata Bali itu konsisten dalam mempertahankan budaya dan kearifan lokalnya.
Desa Penglipuran pernah menang Penghargaan Kalpataru
Kalpataru adalah penghargaan yang diberikan kepada perorangan atau kelompok atas jasanya dalam melestarikan lingkungan hidup di Indonesia. Kalpataru sendiri adalah bahasa Sanskerta yang berarti pohon kehidupan (Kalpavriksha). - diambil dari http://id.wikipedia.org
Desa Penglipuran merupakan desa adat di bali yang memegang teguh unsur kerukunan dan keberagaman mereka. Desa ini berlokasi di kelurahan kubu, kecamatan Bangli, kabupaten Bangli- Bali. maka tidak heran jika pemerintah menganugerahkan penghargaan yang sangat berharga ini bagi Desa Penglipuran.
Kabupaten Bangli pada tahun 1995 juga menetapkan Desa Penglipuran sebagai Desa Wisata. Tidak butuh waktu lama untuk mempromosikan desa ini, sejak tahun 1996 desa ini sudah mulai banyak dikunjungi wisatawan dari mancanegara.
Sejarah, Ciri khas, dan Keunikan Desa Penglipuran Bali
Mengunjungi tempat ini tentu saja kita akan belajar mengenai sejarah. Sebuah kawasan yang tidak pernah kita temui namanya di buku-buku pelajaran sekolah, tapi disini jelas adanya. Menurut masyarakat sekitar, nama penglipuran diambil dari kata Pengeling Pura yang memiliki makna tempat suci yang ditujukan untuk mengenang para leluhur mereka.
Berbicara tentang leluhur, ternyata masyarakat yang tinggal di desa ini memiliki keterikatan emosi yang kuat dengan para leluhur mereka. Terbukti dari terbentuknya desa penglipuran yang memiliki nilai historical tinggi ini. Ciri khas yang sangat menonjol dari segi fisik di desa ini adalah arsitektur bangunan tradisional yang rata-rata memiliki arsitektur dengan bentuk sama persis dari ujung desa ke ujung lainnya.
Keunikan dari Desa Penglipuran ini adalah kawasannya yang sangat simetris dengan penataan yang yang amat tertata rapi antara 1 rumah dengan rumah lainnya. Pintu gerbang di setiap rumah saling berhadapan satu sama lain yang hanya di batasi oleh jalan utama kecil di tengahnya.
Baca juga: Wisata air terjun eksotis yang tersembunyi di Bali
Pintu gerbang ini diberi nama Angkul-angkul (Pintu gerbang khas bali) yang juga memiliki arsitektur sama dengan angkul-angkul setiap rumah di desa ini. Akses utama yang ada di desa penglipuran mengarah pada bagian utama jalan desa yang berada di puncak paling tinggi.
Desa Wisata anti Polusi di Bali
Selain sebagai destinasi yang memiliki keramahan pada pengunjung, Desa ini juga terkenal dengan sebuah jargon lain yaitu desa wisata anti polusi. Hal ini bukan mengada-ada, karena memang di Desa Penglipuran tidak membolehkan kendaraan bermotor seperti motor dan mobil masuk ke dalam kawasan desa.
Tapi tenang, disediakan parkir yang sangat cukup luas dan tidak jauh dari kawasan wisata desa penglipuran. Untuk dapat masuk ke Desa ini, cukup membayar beberapa rupiah saja dan kita sudah dapat menyaksikan betapa indahnya kerukunan yang terjalin antar keluarga di desa ini.
Desa tanpa polusi (www.indonesia-heritage.net) |
Datang dan Nikmati keindahan Wisata Desa Penglipuran Bangli
Bersiap untuk menikmati liburan anda yang super tenang di Bali, Desa penglipuran siap menjawab kebutuhan anda. Kawasan dengan udara sejuk dan segar berada diketinggian 700 mdpl akan membuat anda nyaman berada disini. Anda bisa menelusuri desa yang luasnya 112 Hektar ini dengan berjalan kaki sekaligus berkenalan dengan penduduk setempat.
Tenang saja, tidak ada polusi udara dan bising kendaraan disini. Dibagian depan kawasan desa Anda akan disguhkan dengan pemandangan catus pata. Yaitu sebuah area yang terdiri dari balai desa, fasilitas masyarakat, dan ruang terbuka hijau berupa taman nan asri. Nimati kesejukan bersantai disana sambil bercengkrama dengan warga sekitar.
Baca juga: 21 Hotel dengan penawaran menginap murah di Bali
Tingkat ketenangan anda akan bertambah saat mata anda memandang jalan di desa ini. Jalanan sangat terlihat rapi dan bersih, Anda tidak akan menemukan sampah disini. Bila ingin buang sampah, sudah disediakan bak sampah di berbagai titik yang mudah dijangkau. Jadi jangan coba-coba buang sampah sembarangan yah.
Waktu yang tepat untuk datang ke desa ini adalah mendekati hari raya galungan atau setelah hari raya galungan. Hari raya galungan adalah hari raya besar agama hindu di bali yang diperingati setiap 6 bulan sekali. Ketika hari itu, anda akan melihat jejeran penjor (Sarana umat hindu berupa pohon bambu panjang beserta ujungnya yang dihiasi dan ditancapkan di depan pekarangan rumah) yang menghiasi setiap rumah di desa ini. Akan ada gadis-gadis bali berpakaian adat bali yang membawa banten menuju pura.
Beberapa eksotisme Desa penglipuran itulah yang membuat Saya berupaya mengenalkan Bali kepada masyarakat dalam edisi tulisan #JejakMahakarya ini. Semoga saja bisa masuk nominasi dan menjadikan Bali lebih kuat dalam mempertahankan keistimewaannya sebagai destinasi wisata terbaik di Indonesia dan dunia.