Candi Boko, Tempat Wisata Mistis di Jogja - Gelaran film AADC 2 yang sangat fenomenal itu sudah selesai. Dalam film, Cinta dan Rangga kembali bersatu, tapi di kehidupan nyata berbeda. Cinta masih menjadi idola om-om masa kini walaupun sudah memiliki dua anak, tetapi rangga masih saja jomblo dan terlihat dingin hingga saat ini. Membuat kaum hawa penasaran akan dirinya. Mungkin dia dihinggapi hantu dari Candi Boko.
Film AADC 2 yang digelar di Jogja membuat banyak decak kagum, pasalnya tempat wisata yang di ekspose dalam film ini banyak memiliki unsur seni yang tinggi dan nilai mistis yang membuat penasaran. Salah satunya adalah tempat mistis Candi Boko yang konon dikabarkan sebagai peninggalan dari nabi Sulaiman pada masa kejayaannya. Walaupun mistis, candi Boko tetap menjadi tempat menarik di Jogja.
Sejarah Candi Boko Jogja
Candi Boko atau yang lebih lengkapnya disebut dengan Istana Ratu Boko adalah sebuah bangunan megah yang dibangun pada masa
pemerintahan Rakai Panangkaran, salah satu keturunan Wangsa Syailendra.
Istana yang awalnya bernama Abhayagiri Vihara (berarti biara di
bukit yang penuh kedamaian) ini didirikan untuk tempat menyepi dan
memfokuskan diri pada kehidupan spiritual. Berada di istana ini, anda
bisa merasakan kedamaian sekaligus melihat pemandangan kota Yogyakarta
dan Candi Prambanan dengan latar Gunung Merapi.
Candi Boko ini terletak di 196 meter di atas permukaan laut. Areal istana seluas 250.000 m2
terbagi menjadi empat, yaitu tengah, barat, tenggara, dan timur. Bagian
tengah terdiri dari bangunan gapura utama, lapangan, Candi Pembakaran,
kolam, batu berumpak, dan Paseban. Sementara, bagian tenggara meliputi
Pendopo, Balai-Balai, 3 candi, kolam, dan kompleks Keputren. Kompleks
gua, Stupa Budha, dan kolam terdapat di bagian timur. Sedangkan bagian
barat hanya terdiri atas perbukitan.
Bila masuk dari pintu gerbang istana, anda akan langsung menuju ke
bagian tengah. Dua buah gapura tinggi akan menyambut anda. Gapura
pertama memiliki 3 pintu sementara gapura kedua memiliki 5 pintu. Bila
anda cermat, pada gapura pertama akan ditemukan tulisan 'Panabwara'.
Kata itu, berdasarkan prasasti Wanua Tengah III, dituliskan oleh Rakai
Panabwara, (keturunan Rakai Panangkaran) yang mengambil alih istana.
Tujuan penulisan namanya adalah untuk melegitimasi kekuasaan, memberi
'kekuatan' sehingga lebih agung dan memberi tanda bahwa bangunan itu
adalah bangunan utama.
Sekitar 45 meter dari gapura kedua, anda akan menemui
bangungan candi yang berbahan dasar batu putih sehingga disebut Candi
Batu Putih. Tak jauh dari situ, akan ditemukan pula Candi Pembakaran.
Candi itu berbentuk bujur sangkar (26 meter x 26 meter) dan memiliki 2
teras. Sesuai namanya, candi itu digunakan untuk pembakaran jenasah.
Selain kedua candi itu, sebuah batu berumpak dan kolam akan ditemui
kemudian bila anda berjalan kurang lebih 10 meter dari Candi Pembakaran.
Sumur Misteri di Candi Boko
Candi Boko dibangun dengan berbagai misteri yang menyelimuti mulai banyaknya arsitektur yang menyerupai tempat ibadat Umat Hindu, padahal Candi Boko dibangun oleh seorang Budha. Dalam bangunan inipun ada Sumur Misteri yang sangat fenomenal. Sumur penuh misteri akan ditemui bila berjalan ke arah tenggara dari
Candi Pembakaran. Konon, sumur tersebut bernama Amerta Mantana yang
berarti air suci yang diberikan mantra. Kini, airnya pun masih sering
dipakai.
Masyarakat setempat mengatakan, air sumur itu dapat membawa
keberuntungan bagi pemakainya. Sementara orang-orang Hindu
menggunakannya untuk Upacara Tawur agung sehari sebelum Nyepi.
Penggunaan air dalam upacara diyakini dapat mendukung tujuannya, yaitu
untuk memurnikan diri kembali serta mengembalikan bumi dan isinya pada
harmoni awalnya.
Walaupun sedikit misterius, Candi Boko tetap menyimpan keistimewaan yang berbeda dari bangunan lainnya di Jogja. Peninggalan purbakala lain dari zaman Jawa Kuno yang umumnya
berbentuk bangunan keagamaan, situs Ratu Boko merupakan kompleks profan,
lengkap dengan gerbang masuk, pendopo, tempat tinggal, kolam pemandian,
hingga pagar pelindung.
Berbeda pula dengan keraton lain di Jawa yang umumnya didirikan di
daerah yang relatif landai, situs Ratu Boko terletak di atas bukit yang
lumayan tinggi. Ini membuat kompleks bangunan ini relatif lebih sulit
dibangun dari sudut pengadaan tenaga kerja dan bahan bangunan.
Terkecuali tentu apabila bahan bangunan utamanya, yaitu batu, diambil
dari wilayah bukit ini sendiri. Ini tentunya mensyaratkan terlatihnya
para pekerja di dalam mengolah bukit batu menjadi bongkahan yang bisa
digunakan sebagai bahan bangunan.
Kedudukan di atas bukit ini juga mensyaratkan adanya mata air dan
adanya sistem pengaturan air yang bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Baca juga: Kata-kata Gombal Seorang Traveler
Kolam pemandian merupakan peninggalan dari sistem pengaturan ini;
sisanya merupakan tantangan bagi para arkeolog untuk merekonstruksinya. Posisi di atas bukit juga memberikan udara sejuk dan pemandangan alam
yang indah bagi para penghuninya, selain tentu saja membuat kompleks
ini lebih sulit untuk diserang lawan.
Keistimewaan lain dari situs ini adalah adanya tempat di sebelah kiri
gapura yang sekarang biasa disebut "tempat kremasi". Mengingat ukuran
dan posisinya, tidak pelak lagi ini merupakan tempat untuk
memperlihatkan sesuatu atau suatu kegiatan. Pemberian nama "tempat
kremasi" menyiratkan harus adanya kegiatan kremasi rutin di tempat ini
yang perlu diteliti lebih lanjut. Sangat boleh jadi perlu
dipertimbangkan untuk menyelidiki tempat ini sebagai semacam altar atau
tempat sesajen.