Mars, Film Edukasi di Abad 21

Panduan Traveling
Mars, Film Edukasi di Abad 21 - Sederetan aktor berkelas di Indonesia tampknya tumpah-ruah di bioskop pada bulan Mei ini. Dari sederetan film yang bertengger di jajaran ruang antre gedung bioskop ternyata menyita mata dan layak untuk disaksikan. Pada akhir bulan April lalu, film dengan genre percintaan ditayangkan dengan sangat meriah. Ada Apa Dengan Cinta 2 seolah menjadi pembuka nuansa per-filman Indonesia pada pertengahan tahun ini. Romantisme tidak lepas dari kedua artis yang membintanginya, Cinta dan Rangga.
Film edukasi terbaik tahun 2016
Awal Mei juga menjadi lebih ceria, pasalnya sebuah film dengan genre drama yang menceritakan tentang perjuangan hidup seorang wanita di pedesaan sudah jarang kita temukan. Di tahun ini, film MARS patut menjadi rekomendasi untuk anda melihat perjuangan seorang wanita cantik dari desa menggapai gelar Sarjana.

Film ini memiliki latar edukasi yang bagus dengan gaya penguasaan peran yang sangat mendalam dan menyentuh hati penontonnya. Film Mars ini disutradarai oleh Sahrul Gibran dan diproduksi oleh Multi Buana Kreasindo bersama Leica production. Film ini dibintangi oleh artist cantik Indonesia Acha Septriasa, Kinaryosih, dan artist kawakan Indonesia Jajang C. Noer.
Baca juga: Kutipan Puisi Rangga di AADC 2 yang bikin kamu 'baper'
Sinopsis Film Mars
Mars, Film Edukasi di Abad 21 ini menceritakan kisah pilu dari keluarga karakter bernama Tupon (Kinaryosih). Tupon adalah seorang istri dari pria (Teuku Rifnu Wikana) yang bekerja sebagai buruh angkut batu dan ibu dari putrinya yang bernama Sekar Palupi. Tupon dan suaminya, sama-sama berjuang demi kesejahteraan Sekar. Suami-istri ini berusaha agar anak semata wayangnya bisa menempuh bangku pendidikan.
Tupon dan suaminya membanting tulang agar Sekar bisa sekolah. Sayangnya, Tupon harus rela kehilangan suaminya yang meninggal akibat kecelakaan saat bekerja sebagai buruh batu.

Bercerita tentang perjuangan seorang ibu bernama Tupon dalam membesarkan anak perempuannya, Sekar Palupi, ditengah keterbatasan yang dia miliki, hingga kesuksesan dan impian dapat diraih oleh sang anak. Kisah inspiratif mengenai ibu dan anak ini diwarnai oleh air mata dan kehilangan, namun rintangan demi rintangan tidak dapat menghentikan langkah kaki mereka. Pasrah pada keadaan dan menyerah adalah pilihan terakhir. Berlatar belakang kehidupan keras yang penuh derita di Desa Gunung Kidul, yang terkenal memiliki angka bunuh diri tertinggi di Indonesia, keduanya bertekad mengguratkan jalan cerita berbeda yang berakhir bahagia.

Meski buta huruf, sang Ibu selalu menanamkan arti pentingnya pendidikan pada anak perempuannya sejak masih kecil. Dia ingin nasib anak perempuannya berbeda dan menjadi bintang yang paling terang bersinar di malam hari, mengalahkan cahaya bintang yang lain di sekitarnya. Sang Ibu menyebutnya lintang lantip 'bintang yang cerdas' yang ternyata merupakan planet 'MARS'!!

Penanaman nilai spiritual pada setiap anak memang sangat diperlukan oleh orang tua, terlebih jika Ia seorang anak perempuan yang harus selalu di bimbing dan diarahkan baik ilmu pengetahuan dunianya, maupun ilmu agamanya. Dari film ini, ada kata sakti yang selalu terdengar di telinga saya. Sudah tidak asing, namun sangat menyentuh dan patut kita renungkan bersama.
Siapa yang harus kau hormati? Ibumu, ibum, ibumu...baru bapakmu!
Advertisement
Mars, Film Edukasi di Abad 21 | noreply@blogger.com | 5